Pengawasan Memble, Jembatan Ambles, Momen Tepat Bupati dan Wabup Evaluasi DPUPR
KARAWANG - Peristiwa amblesnya jembatan KW6 harus menjadi momentum evaluasi seluruh proyek-proyek yang didanai oleh duit negara. Memblenya kinerja pengawas dari dinas teknis menjadi hal yang paling disorot. Kejadian-kejadian serupa terdahulu, dan saat ini sedikit-besarnya dinilai akibat buruknya kerja pengawasan di lapangan saat proses pengerjaan proyek. Praktisi hukum yang juga pemerhati kebijakan pemerintah, Asep Agustian pun menilai hal yang sama. Pria yang karib disapa Askun ini menyebut dalam setiap proyek pekerjaan khusunya yang dibiayai oleh uang negara, fungsi pengawas dari dinas teknis menjadi sangat penting bagi hasil akhir kualitas pekerjaan. Jika kerja pengawas asal-asalan, besar kemungkinan pelaksana kegiatan atau proyek pemda pun mengerjakannya juga secara asal. "Peran pengawas ini sangat penting, nah pertanyannya, pada saat pengerjaan jembatan tahap dua ini kemana pengawas ini. Apa kerjanya pengawas ini, kok bisa jembatan ini sampai kurang konstruksinya sehingga mengalami kerusakan," ungkapnya. "Kemana dia pengawas ini, apakah ada di lapangan, atau kemana ? ada konspirasi apa pengawas ini dengan pihak pelaksana ? ini jelas, pengawas ini telah lalai," timpal dia. Sebelumnya diketahui, Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana bersama pengusaha pelaksana proyek jembatan KW6 meninjau langsung amblesnya jembatan yang dibangun menguras APBD hingga Rp 10 miliar. Hanya saja, Cellica ogah mengomentari kualitas konstruksi jembatan. Ia hanya menyebut, ada faktor cuaca serta pengusaha bertanggung jawab memperbaiki. Cellica beserta jajarannya, turun meninjau kondisi kerusakan Jembatan KW 6 di Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Senin, (17/1). Didampingi Kepala Dinas PUPR Karawang, Dedi Ahdiat dan pihak kontraktor, Cellica menyebut bahwa kerusakan yang timbul pasca peresmian jembatan tersebut, murni karena pengaruh curah hujan yang cukup tinggi dalam kurun waktu sepekan terakhir. Setelah meninjau kerusakan di jembatan yang menelan anggaran hingga Rp. 10 miliar itu, Cellica langsung 'menampar' pihak pemborong dan memintanya segera melakukan perbaikan sesuai yang diharapkan oleh masyarakat Kabupaten Karawang. "Tentunya kami bertanggungjawab ya atas peristiwa yang terjadi beberapa hari lalu, (hal ini terjadi) tentu saja karena faktor cuaca. Ini memang karena ada curah hujan yang cukup tinggi yang membuat TPT tergerus sehingga menjadi amblas," kata Cellica saat diwawancara KBE, kemarin (17/1). Setelah berdiskusi langsung dengan pelaksana pembangunan, Cellica menegaskan bahwa pihak pemborong akan bertanggungjawab penuh terhadap perbaikan amblasnya Jembatan KW 6. Cellica juga menegaskan, untuk proses perbaikan jembatan itu tidak akan menggunakan anggaran APBD lagi dari Pemkab Karawang. "Pihak ketiga akan bertanggungjawab penuh untuk memperbaiki semuanya sampai tuntas. Jadi saya pikir disini masih ada anggaran pemeliharaan, jadi biar pihak kontraktor yang akan menanggung semuanya," kata Cellica. "Dan saya pikir (untuk perbaikan ini) tidak ada lagi biaya APBD dari kami," tegasnya. Disinggung soal kualitas bangunan yang dipertanyakan masyarakat, Cellica berdalih dugaan sementara amblasnya bangunan pendukung Jembatan KW 6 itu karena turap penahan tanggul (TPT) yang kurang kokoh dan kontur tanah yang labil. "Secara teknis akan dijelaskan Pak Kadis (PUPR) saya tidak berani bicara apa pun terkait masalah itu (kualitas bangunan), yang pasti (dugaan sementara) karena TPT yang kurang kuat," katanya. Di sisi lain, Kepala Dinas PUPR Karawang, Dedi Ahdiat menjelaskan, secara teknis tidak ada kerugian materil yang dibebankan kepada Pemkab Karawang akibat dari kerusakan jembatan tersebut. Pasalnya, selama 6 bulan ke depan. Pihak ke tiga masih bertanggungjawab dalam proses pemeliharaan. Dihadapan wartawan, Dedi pun menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat Karawang. Lantaran kerusakan jembatan tersebut yang telah membuat gaduh. "Pertama saya mohon maaf, kejadian ini tidak disengaja ya karena ini faktor alam," ujar Dedi. Dedi juga menjelaskan, bagian yang rusak dan amblas bukan bagian utama dari jembatan tersebut. Melainkan bangunan pendukung dari Jembatan KW 6 yang baru diresmikan 29 Desember 2021 tersebut. Kerusakan yang terjadi hanya sebuah retakan sepanjang 25 meter di pinggir bangunan sipon yang memang rawan longsor. Dia juga menjelaskan, penyebab amblasnya Jembatan KW 6 bukan karena faktor kualitas bangunan yang jelek. Akan tetapi karena ada faktor teknis yang mempengaruhi sehingga terjadi retakan tersebut. "Jadi di bawah bangunan ini ada TPT yang sudah lama (adanya bangunan jembatan ini) membuat bebannya bertambah. Sementara belum lama ini ada pengerukan disaluran pembuangan air yang membuat siponasi menjadi amblas," paparnya. (bbs/mhs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: